Prosesi kirab dimulai dengan iring-iringan barisan perajurit, hingga para abdi dalem yang mengarak dua gunungan raksasa, yaitu gunungan Jalu (jaler atau lelaki) dan gunungan estri (perempuan).
Dilansir
Kantor Berita RMOLJateng, kedua gunungan tersebut dibawa dari Kraton Kasunanan Surakarta menuju kompleks Masjid Agung Surakarta untuk didoakan.
Gunungan jaler (laki-laki) yang terdiri dari sayur, palawija dibagikan di Masjid Agung. Sedangkan gunungan estri dibawa kembali ke dalam Kraton dan dibagikan di depan Kori Kamendungan.
Setelah selesai didoakan, para warga langsung berebut. Gunungan jaler yang diletakkan di depan masjid Agung Solo. Tidak butuh waktu lama, gunungan hanya menyisakan kerangkanya saja.
Agus Sutanto, salah satu pengunjung yang datang dari Semarang mendapatkan gunungan mini yang terbuat dari ketan dan rangkaian bunga Kantil. Diakuinya, hasil berebut gunungan itu akan disimpan di rumahnya.
"Mudah-mudahan dari acara gunungan ini berguna untuk mencari berkah dari Allah," ujarnya, Minggu (11/8).
Ketua Takmir Masjid Agung Surakarta, Muhammad Muhtarom menyampaikan bahwa grebeg ini merupakan salah satu acara tradisional grebeg Besar Idul Adha Keraton Kasunanan Surakarta sebagai simbol rasa syukur Raja atas semua nikmat yang diberikan oleh Sang Maha Kuasa.
"Salah satunya dengan membagikan gunungan berupa makanan siap saji dan makanan yang masih mentah," paparnya.
Menurutnya tradisi Kraton Kasunanan Surakarta sebagai Kerajaan Islam tetap berdasarkan nilai-nilai keislaman dan sekaligus mempertahankan tradisi nilai-nilai Jawa.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: