Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Saatnya Pancasila Jadi Gaya Hidup, Bukan Cuma Sekadar Hapalan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Jumat, 19 Juli 2019, 14:30 WIB
Saatnya Pancasila Jadi Gaya Hidup, Bukan Cuma Sekadar Hapalan
Duta Remaja Indonesia mengajak kaum milenial Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai gaya hidup/Istimewa
rmol news logo Bangsa Indonesia patut bangga punya Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya mampu mengatur semua sendi kehidupan masyarakat. Dari sejak negeri ini merdeka hingga memasuki abad ke-21.

Sayang, bagi sebagian kaum millenial, Pancasila tak lebih dari sekadar hapalan. Mulai dari sila pertama sampai kelima. Tanpa mengerti makna dan nilai yang terkandung di dalamnya.

Karena itulah DPP Duta Remaja Indonesia mencoba mengajak generasi muda untuk lebih mengenal Pancasila. Bukan sekadar sesuatu yang harus dihapal. Tapi justru bisa dijadikan gaya hidup.

Melalui rangkaian acara 'Pancasila Fest' yang telah dimulai sejak 1 Juni dan akan berakhir 1 Oktober 2019, Duta Remaja Indonesia mengajak kaum milenial untuk menjadikan Pancasila sebagai gaya hidup.

Nah, salah satu rangkaian acara itu adalah diskusi 'NGOPI REMAJA' (NGObrolin Pancasila & Indonesia) dengan tema “Pancasila Sebagai Lifestyle”, Kamis (18/7). Dalam acara ini menghadirkan sejumlah narasumber yaitu Putra Nababan (Politisi PDIP/eks jurnalis), Dito Aritejo (Ketua Umum AMPI), dan Eddi Brokoli (public figure).

"Adapun tujuan rangkaian acara ini adalah membumikan Pancasila di kelompok milenial dengan membedah Pancasila secara santai dan ringan," ucap Dhika Yudistira, Sekretaris Jenderal Duta Remaja Indonesia.

Selain ketiga narasumber tersebut, acara yang diadakan di Rumah Remaja Kreatif Tebet, Jakarta Selatan, ini juga dihadiri oleh berbagai Organisasi Millenial, Komunitas Milenial, Aktivis, dan Mahasiswa dari beberapa Kampus di Jabodetabek.

Menurut Putra Nababan, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tentu bersifat mutlak dan memiliki keutamaan untuk mengatur seluruh aspek kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Masyarakat bangsa Indonesia harus berbangga dan bersyukur, berkat Pancasila kita semua dapat dipersatukan.

"Maka itu, penanaman nilai-nilai Pancasila sudah semestinya memfokuskan dan mengakomodasi kelompok generasi milenial dengan sebuah formulasi atau metode-metode pembelajaran yang relevan dengan perkembangan kecanggihan teknologi saat ini," ucap Putra Nababan.

Sementara Dito Ariotedjo berpandangan, sudah saatnya Pancasila tidak lagi hanya di tataran perbincangan. Namun, ideologi ini harus diterima dan dijadikan gaya hidup masyarakat.

Dengan demikian, tambahnya, nilai luhur dalam Pancasila bukan lagi menjadi sesuatu yang membosankan, tetapi mengasyikkan.

"Pancasila tidak perlu lagi diajarkan secara formal dengan tampilan kaku, tetapi yang terpenting ialah hakikatnya tetap terpelihara dan diamalkan," sebut Dito.

Eddi Brokoli mengamini. Dia berkata, “Nilai-nilai Pancasila itu kita alami seperti kongko-kongko minum kopi. Pancasila itu harus jadi lifestyle bukannya dihafal,”.

Keberagaman budaya suku dan ras sudah ada sejak zaman dahulu. Generasi milenial harus mampu mengamalkan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan nilai-nilai toleransi. Agar bangsa Indonesia tetap eksis dan berdiri kokoh. rmol news logo article 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA