Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hamid, Pengungsi Asal Sudan Yang Kini Jadi Pengajar Bahasa Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 10 Juli 2019, 23:22 WIB
Hamid, Pengungsi Asal Sudan Yang Kini Jadi Pengajar Bahasa Indonesia
Pengungsi di trotoar Kebon Sirih/Net
rmol news logo Keterampilan berbahasa Indonesia menjadi penting dikuasai para pengungsi dari berbagai negara yang tinggal di nusantara.

Atas alasan itu, Hamid, pengungsi asal Sudan mengajarkan bahasa Indonesia kepada rekan-rekannya sesama pencari suaka.

Pria berkulit hitam itu bahkan turut memberi pelajaran kepada para pengungsi yang belakangan berkemah di trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Seperti pada Rabu (10/7), Hamid tampak datang ke depan kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), yang menjadi tempat para pengungsi berkemah.

Di tempat tersebut, dia langsung menyapa para pengungsi, utamanya mereka yang berasal dari Sudan.

Hamid merupakan pengajar bahasa Indonesia yang tergabung dalam Church World Service (CWS) Indonesia. Lembaga ini telah menjadi mitra pelaksana dari UNHCR untuk menjalankan program bagi pengungsi sejak Januari 2008.

"Mereka senang (pengungsi) belajar bahasa Indonesia. Karena kami nggak tahu tinggal di sini berapa lama, atau pindahnya kapan, sehingga warga pengungsi di sini harus berkomunikasi," ungkapnya kepada Kantor Berita RMOL, Rabu (10/7).

Pemahaman bahasa Indonesia, sambung Hamid, menjadi sangat penting saat pengungsi hendak berobat ke rumah sakit dan pergi ke pusat perbelanjaan. Sebab, hanya sedikit orang Indonesia yang fasih berbahasa Inggris.

Hamid mengaku dirinya memiliki banyak murid. Mereka yang berada di trotoar Jalan Kebon Sirih ternyata juga mayoritas muridnya. Pengungsi ini berasal dari Sudan, Somalia, Eithopia, dan Yaman.

"Di sini saya mau lihat mereka, mau dengar dari mereka ya. Karena mereka datang dari Kalideres ya sudah 20 harian di sini," tuturnya.

Hamid kemudian menceritakan kisahnya yang telah berada 4,5 tahun di Indonesia. Hamid mengaku awalnya tidak mengerti bahasa Indonesia. Namun dengan tekad yang kuat, dia belajar melalui rekan yang berasal dari Indonesia.

Hasilnya, kini dia dipercaya membantu para pengungsi untuk bisa berbahasa Indonesia.

"Kemarin saya ke Sumatera Utara, saya punya teman saya ngajar mereka bahasa Inggris, mereka ngajar saya bahasa Indonesia. Saya belajar bahasa Indonesia dari sana," urainya.

Selain mengajar di CWS, Hamid bersama 30 orang rekan pengungsi turut mengajar kursus swasta di Ciputat dan Tebet.

Lebih lanjut, dia berharap UNCHR bisa memberikan bantuan terhadap para pengungsi. Apalagi, para pengungsi tidak boleh bekerja di Indonesia.

"Ya mereka minta bantuan di sini, mereka tidak boleh bekerja di sini. Saya juga masih menunggu. Saya juga kemampuan ilmu (berbahasa). Cuma nggak boleh kita kerja ilegal," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA