Dari jumlah total tersebut, sekitar 300 orang berkumpul dan melakukan berbagai aktifitas di halaman kantor UNHCR yang kini menyebar di sepanjang jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat sejak beberapa hari lalu.
Perwakilan UNHCR di Indonesia, Thomas Vargas, menjelaskan, para pengungsi tersebut menuntut agar bisa kembali ke negara asalnya.
Namun kepulangan mereka belum bisa dilakukan lantaran kondisi negara masing-masing dirasa belum aman.
"Tentunya jika situasi di negara mereka aman, pengungsi memutuskan kembali ke negaranya. Itu salah satu pilihan yang bisa diambil. Sayangnya banyak dari mereka belum merasa aman kembali ke negaranya," ungkap Vargas dalam jumpa pers di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di Pejambon, Jakarta, Selasa (9/7).
Sebagai solusi sementara di tengah keterbatasan UNHCR, pihaknya saat ini telah bekerja sama dengan pemerintah, Palang Merah Indonesia (PMI), Dompet Duafa dan lainnya untuk membantu para pengungsi agar bisa menghidupi dirinya sendiri.
"Contohnya Dompet Duafa, Palang Merah Indonesia dan lainnya, yang mana kita bantu pengungsi. Tapi tentu mitra kita yang utama adalah Pemerintah Indonesia," sambungnya.
Di sisi lain, pemerintah Indonesia melalui Direktur HAM dan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri, Ahsanul Habib menjelaskan alasan para pencari suaka nekat menempati trotoar di Jalan Kebon Sirih, Jakarta.
Diakuinya, hal itu sebagai langkah frustasi para pencari suaka yang tak kunjung kembali ke negaranya masing-masing.
"Ini jadi (para pengungsi) frustrasi," jelas Ahsanul Habib.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: