Di antara bantuan kemanusiaan itu datang dari organisasi pemuda pencinta alam, TRAMP (Top Ranger And Mountain Pathfinder).
"Beratnya medan yang ditempuh tidak menyurutkan semangat anggota TRAMP untuk menyalurkan bantuan dan ikut membangun kembali daerah yang rusak, kendati wilayah tersebut sulit diakses ataupun terisolir," ujar Ketua Umum TRAMP Iko Jakalaksana kepada
Kantor Berita RMOL pagi ini (Senin, 8/7).
Iko menjelaskan, TRAMP melalui Humanitarian Expedition Report, bekerja sama dengan berbagai pihak sponsor dan Tripida setempat sudah membangun sebanyak 187 hunian sementara (Huntara), beberapa rumah ibadah, tempat bermain anak-anak termasuk fasilitas umum di sejumlah dusun di Kecamatan Kulawi, Sigi, Sulteng.
"Dipilihnya Kecamatan Kulawi karena daerah ini memiliki medan yang paling ekstrem, di mana jalan rawan longsong dan banjir bandang sering sekali terjadi," ujar Iko.
Tim dari TRAMP terjun langsung ke sejumlah dusun di antaranya Sapoo, Sadaunta, Laone, Haomanu, dan Lauwa. Iko menjelaskan, NGO Parcic Jepang sebatas mengirim logistik, termasuk
dropping bahan huntara seperti dari Calciboard. Sementara pelaksana konstruksinya tidak ada. Pascic yang mendanai 100 persen pembangunan huntara tahan gempa dari material kayu.
"
InsyaAllah mulai Juli 2019 ini TRAMP akan kembali membangun 250 hunian sementara dan hunian tetap di lokasi korban gempa ini. Mohon doa dari Trampers dan sahabat-sahabat semua," pinta Iko bersama sejumlah anggota TRAMP berada di lokasi sejak delapan bulan yang lalu.
Dengan kekuatan enam anggota TRAMP yang terdiri dari Argum, Jack, Noel, Izul, Fandi serta dukungan masyarakat setempat setidaknya sudah terbangun 178 unit huntara di Kulawi serta 11 unit di kota Palu. Lanjut saat ini proses finishing Rumah Ramah Anak seluas 100 meter persegi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: