Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kembali Digelar, Fetival Bedhayan Tampilkan Warisan Kebudayaan Nusantara

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Sabtu, 22 Juni 2019, 19:21 WIB
Kembali Digelar, Fetival Bedhayan Tampilkan Warisan Kebudayaan Nusantara
Foto: RMOL
rmol news logo Festival Bedhayan kembali digelar. Seperti tahun sebelumnya, festival tahun ini juga diselenggarakan di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Pasar Baru, Jakarta.

Tahun lalu Festival Bedhayan diselenggarakan oleh Jaya Suprana School of Performing Arts dan Yayasan Swargaloka.  Sementara tahun ini, selain kedua lembaga itu, penyelenggara lain yang terlibat adalah Laskar Indonesia Pusaka.

Juga seperti sebelumnya, Festival Bedhayan 2019 didukung oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Sumber Tari Bedhoyo itu adalah Bedhoyo Ketawan yang ditarikan dengan maju dan mundur. Ini tarian khusus yang ditarikan dalam upacara kenaikan tahta raja di Keraton Surakarta sebagai kelanjutan Mataram," ujar Dra. G.R.Ay Koes Murtiyah memberikan penjelasan dalam jumpa pers di GKJ, Sabtu (22/6).

Gusti Moeng, begitu ia biasa disapa, adalah anak dari Raden Mas Suryaguritna yang merupakan putra mahkota Kasunanan Surakarta Hadiningrat dengan gelar Pangeran Adipati Aryo Hamengkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram sebelum menjadi Sri Susuhunan Pakubuwana XII. Selain sebagai putri raja, Gusti Moeng juga pernah menjadi anggota DPR RI dari Partai Demokrat pada periode 2004-2009.

Menurut Gusti Moeng, awalnya tidak sembarangan orang bisa menarikan Tari Bedhaya. Di masa lalu, penari tarian ini adalah kalangan keraton yang sejak kecil sudah dididik di istana.

"Bedhaya ditarikan para penari yang memang sejak kecil berada di dalam wilayah Keraton, baik sebagai abdi dalam atau abdi atau keponakan atau masih kerabat istri-istri raja yang bukan permasuri," kata dia lagi.

Namun seiring perkembangan jaman tarian ini sudah dimodifikasi untuk dapat dinikmati khayalak umum dan diubah menjadi Bedhayan atau Bedhaya-Bedhayaan.

Lewat Festival Bedhayan ini, masih menurut Gusti Moeng, pihaknya inginmemperkenalkan Tari Bedhaya kepada seluruh masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab mereka dalam mewariskan budaya nasional.

Tahun ini Festival Bedhayan diikuti 14 sanggar tari, yakni Jaya Suprana School of Performing Arts, Nur Sekar Kinanti, Puspo Budoyo, Swargaloka, Gending Enem I, Gending Enem II, Panji Wiratama, Arkamaya Sukma, Sampan Bujana Sentra, Ary Suta Center, GAIA Indonesia Culture Society, Omah Wulangreh, dan Smile Motivator.

Selain G.R.Ay Koes Murtiyah, dua penilai lain dalam festival ini adalah KP Sulistyo Tirtokusumo dan Wahyu Santoso Prabowo. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA