Sebelumnya, Bank Dunia akan menggelontorkan dana bantuan sebesar US 100 Juta Dollar atau setara Rp1,4 triliun untuk mengatasi persoalan sampah di sungai yang melintasi beberapa daerah di Provinsi Jabar tersebut.
Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dana bantuan Bank Dunia akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Juga digunakan untuk pengelolaan sampah hingga ke level RT atau RW. Selain untuk edukasi mengubah pola pikir masyarakat tentang persampahan.
"Tadi dalam rapat koordinasi, menyepakati caranya penggunaan dana tersebut,†jelas Emil, sapaan Ridwan Kamil, usai menghadiri rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman terkait penggunaan dana pinjaman dari Bank Dunia.
Dilansir
Kantor Berita RMOLJabar, Sabtu (22/6), Emil menjelaskan, rapat sudah menyepakati 80 persen digunakan mengatasi sampah di Bandung Raya dan 20 persen di non-Bandung Raya.
Dikatakan Emil, teknologi yang akan diterapkan adalah teknologi rumahan, seperti biodigester dan TPS 3R
(Reduce, Reuse, Recycle).
"Teknologi-teknologi rumahan level RT/RW itu akan banyak dibiayai oleh anggaran (dari Bank Dunia) ini," ujarnya.
Dengan memperbanyak upaya di tingkat rumah tangga, kata Emil, diharapkan sampah akan terjaring hingga akhirnya tidak ada sampah di Sungai Citarum.
"Makanya dana ini bukan soal ngangkut-ngangkut sampah, kita mau berinvestasi di level rumah-rumah. Jika masih belum cukup, di kecamatan akan dibikin skala kawasan, sampai akhirnya betul-betul yang ke sungainya (kuantitas sampah) mendekati nol," jelas Gubernur Jabar.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: