Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Lewat SAS, Para Pelajar Sanggup Kumpulkan Rp 17 Miliar Untuk Siswa Kurang Mampu

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 05 Juni 2019, 05:19 WIB
Lewat SAS, Para Pelajar Sanggup Kumpulkan Rp 17 Miliar Untuk Siswa Kurang Mampu
Abdullah Azwar Anas bersama para siswa dan guru/net
rmol news logo Patut diapresiasi. Para pelajar di Banyuwangi aktif memelepori kepedulian sosial dalam gerakan “Siswa Asuh Sebaya” (SAS).

Setiap pekan, para pelajar dari keluarga mampu rutin menyisihkan uang sakunya untuk kemudian diberikan kepada siswa yang kurang mampu guna menopang pendidikan mereka.

“Pengelolaan dana dilakukan sendiri oleh siswa, dari siswa, dan untuk siswa. Pengurus sekolah hanya mengetahui. Jadi tercipta kepedulian sosial sejak dini, kelak mereka tumbuh sebagai anak yang peduli dalam ikatan sosial yang kuat,” ujar Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Selasa (4/6/).

Pada bulan Ramadan ini, pelajar Banyuwangi membagikan 4.288 paket sembako untuk para pelajar dari keluarga kurang mampu dan warga dhuafa dalam program “SAS Bergerak Berbagi untuk Sesama” yang dipusatkan di di SMPN 1 Muncar, Banyuwangi. Pelajar dari 769 SD dan 73 SMP bergerak bersama membagikan bingkisan tersebut kepada sesama.

"Berbagi dengan sesama adalah kebiasaan baik yang harus ditanamkan sejak kecil.  Saya bangga anak-anak Banyuwangi sudah memiliki kesadaran tinggi tentang hal ini. Semoga istiqomah anak-anakku. Ingat, dengan banyak sedekah, kalian tidak akan kekurangan, justru ini menjadi pintu pembuka kesuksesan kalian kelak," ujar Anas kepada para pelajar yang hadir.

SAS dikembangkan sejak 2011 untuk mendorong empati dan solidaritas di kalangan pelajar. Sejak 2011, SAS telah berhasil mengumpulkan dana hingga Rp 17,17 miliar untuk membantu para pelajar kurang mampu.

"Uang SAS digunakan untuk mendukung pendidikan pelajar kurang mampu. Misalnya, ada pelajar kurang mampu tidak punya sepeda angin, dibelikan dari dana itu. Bahkan, di media sosial sering saya lihat, mereka berangkat bareng ke pasar beli sepeda,” kata Anas.

“Ada pula yang untuk beli kacamata jika pelajar kurang mampu bermasalah dengan kesehatan matanya. Dan banyak lagi. Dana ini on call karena dikelola siswa sendiri,” imbuh Anas.

Menurut Anas, program SAS yang menjadi nominator MDGs (Millennium Development Goals) Award pada 2014 adalah pengejawantahan sikap gotong royong yang menjadi karakter khas Indonesia.

“Dananya di tiap sekolah dilaporkan transparan, karena ini basisnya per sekolah. Jadi sekaligus membangun rasa saling percaya di antara masyarakat kita sejak dini,” ucap Anas.

Salah seorang siswa yang rutin menyisihkan uang sakunya, Anisa Septi, mengaku merasakan kebahagiaan tersendiri bisa terlibat dalam gerakan ini. Anisa juga menjadi anggota tim pengelola SAS di SMPN 3 Muncar.  

Sementara, salah satu siswa penerima manfaat SAS, M. Ilham Saputra, mengungkapkan, jumlah dana yang ia terima dari SAS setiap bulannya bisa mencapai Rp 200 ribu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA