Hal itu disampaikan Muti Khadijah (26), seorang pekerja asal Bandung yang merantau di Jakarta sejak 2016. Ia yang akan berpulang kampung ke Pasteur Bandung ini masih merasakan khawatir bepergian pasca kericuhan 21-22 Mei.
"Kalau aku lebih concern-nya sama keamanannya sih. Apalagikan kaya kemarin ada massa 21-22 mei, karena aku sendiri kaya merasa was-was takut ada penumpang-penumpang yang mencurigakan gerak-geriknya. Kan kita enggak pernah tahu," ungkap Muti kepada Kantor Berita Politik RMOL, di Stasiun Gambir, Kamis (30/5)
"Buruk-buruknya mereka bawa bom atau gimana, di sini kaya pemeriksaannya masih sangat longgar sih menurut aku, jadi aku berharap keamanannya lebih ditingkatkan," tuturnya.
Mengkonfirmasi hal tersebut, Senior Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa mengatakan saat ini PT KAI sudah menambah tingkat kesiapsiagaan, khususnya pasca kerusuhan 21-22 Mei.
"Pengamanan di stasiun ini juga bekerja sama dengan TNI dan Polri kita tambah sekitar 246 personel, selama masa arus mudik 22 hari dari tanggal 26 Mei sampai dengan 16 Juni 2019," ungkapnya di lokasi yang sama.
Bahkan, Ia juga telah meminta TNI-Polri untuk menghadirkan anjing pelacak atau K9, bersama dengan senjata laras panjang.
"Keamanan sudah kita tingkatkan, pertama juga perangkat-perangkat pengamanannya, bahkan saat ini pengamanannya dari pihak gabungan TNI dan Polri itu sudah menggunakan senjata laras panjang juga menghadirkan K9 seperti anjing pelacak seperti itu," tuturnya.
"Petugas yang melakukan pemeriksaan baik dibarang bawaan ini juga sudah kita lengkapi dengan berbagai perangkat salah satunya metal detector," tandasnya.
Diketahui, jumlah personel keamanan yang dikerahkan hingga 16 Juni
mendatang, yaitu berjumlah 1075, ditambah personil bantuan dari
TNI dan Polri yang menggunakan laras panjang dan perangkat alat lainnya
sebanyak 246 personel.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: