"Kalau untuk volume penumpang, hilang sekitar 300 ribu penumpang di tanggal 22 Mei. Pada 21 Mei sekitar 1 juta volume penumpang, tanggal 22 menjadi 728 ribu volume penumpang karena dua stasiun ditutup," kata Wiwik di Jakarta, Kamis (23/5).
Dua stasiun yang ditutup adalah Stasiun Palmerah dan Tanah Abang. Ia beralasan, penutupan tersebut lantaran demi keamanan dan kenyamanan penumpang.
Terlebih aksi 22 Mei juga terjadi di fly over Jati Baru arah Slipi.
"Kami berharap normal, tapi kami mengutamakan keselamatan aset di Stasiun Tanah Abang dan keselamatan penumpang. Aksi masa di flyover Jati Baru di atas peron-peron ini kan bahaya. yang dilempar kan ada batu, yang ditakuti bahan mudah terbakar. Oleh karena itu peron Stasiun Tanah Abang dikosongkan. Kereta juga kami kosongkan," jelasnya.
Sayangnya, Wiwik enggan menjelaskan secara rinci mengenai kerugian yang diderita atas bentrokan tersebut.
"Kerugian jelas ada ya. Tim pengamanan bekerja sama TNI Polri. Stasiun baik-baik saja. Ada support penumpang juga yang menjaga bersama," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: