“Kita sangat risau ketika saat ini anak-anak muda yang lulus SMA atau SMK keatas malah banyak yang menganggur. Ini tentu harus menjadi perhatian serius pemerintah, untuk memperbaiki sistem pendidikan sekaligus mendorong perekonomian agar mampu membuka lapangan kerja yang sesuaiâ€, ujarnya melalui siaran pers yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (11/4).
Berdasarkan data statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penganggur muda secara umum menurun dari sekitar 22 persen tahun 2014 menjadi 20 persen tahun 2018. Namun, data BPS juga menunjukkan mayoritas dari penganggur muda ini berpendidikan SMA ke atas yaitu dari kategori SMA Umum, SMK, Diploma, dan Sarjana.
Persentase penganggur muda yang berpendidikan SMA ke atas meningkat dari 60 persen 2014 menjadi 74 persen 2018. Hal ini disebabkan oleh peningkatan penganggur muda dengan pendidikan SMK dari sekitar 23 persen tahun 2014 menjadi 33 persen tahun 2018 dan juga diploma dan sarjana dari 4,4 persen tahun 2014 menjadi 10 persen tahun 2018.
Berdasarkan Data BPS persentase penganggur muda memang berkurang, tetapi bagi mereka yang berpendidikan SMA ke bawah, terutama SD ke bawah yang turun dari 55 persen di tahun 2014 menjadi hanya 10 persen tahun 2018.
Ecky menuturkan, fakta tersebut menimbulkan pertanyaan serius tentang pendidikan yang dijalankan pemerintah. Selain itu, ia juga menyeru agar ada evaluasi mendalam tentang pertumbuhan ekonomi yang tidak berpengaruh pada anak-anak muda.
"Maka pemerintah perlu mendorong agar lapangan kerja bisa tercipta yang juga sesuai dengan ekspektasi anak-anak muda iniâ€, tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: