New Carehal (Cari Rejeki Halal), musisi jalanan di Malioboro, Yogyakarta tampak mencuri hati masyarakat Banyuwangi dengan alat musik mereka yang sederhana. Menggunakan gambang (angklung) sebagai alat musik utamanya yang dipadukan gitar dan ukulele, grup yang biasa perform di Titik Nol Malioboro ini tampil atraktif menghibur penonton. Mulai lagu tradisional Banyuwangi Sung Sing Biso, Angliyak Perahu Layar hingga lagu Syantik mereka bawakan dengan menarik.
"Kami sangat senang bisa tampil di Banyuwangi. Baru kali ini tampil di festival musik jalanan yang di luar Jogja. Kami gak nyangka antusiasme pesertanya tinggi, yang ikut banyak, di Jogja saja gak sebanyak ini meski di Yogya dikenal dengan banyaknya musisi jalanan," ujar Danang Setyo, salah satu anggota grup, Minggu (7/4) dini hari.
Danang mengaku sangat mengapresiasi Banyuwangi yang telah menggelar festival musik jalanan. Menurutnya, ini menunjukkan pengakuan daerah akan eksistensi mereka.
"Kadang kita juga butuh panggung untuk menampilkan karya kami, dan itu dilakukan Banyuwangi sekarang. Sangat baik. Kami berharap terus diberi ruang untuk berkarya, agar kita bisa bermusik lebih nyaman," harap Danang.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan bahwa festival ini digelar sebagai apresiasi daerah pada kreativitas para musisi jalanan. Banyuwangi sendiri selama ini telah menjadikan musik bagian yang tak terpisahkan dalam perjalanan perkembangan daerah.
"Seniman musik jalanan telah menjadi atraksi seni tersendiri suatu kota. Gaya bermusik mereka yang bebas dan banyak memasukkan unsur musikalitas lokal menjadikan Banyuwangi tertarik untuk menggelar festival musik jalanan ini," kata Anas.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: