Tiba di lokasi, Susi langsung disambut ratusan siswa SD/MI yang mayoritas anak nelayan. Mereka dengan antusias menunggu Susi di Pantai Bangsring. Pesan Susi agar masyarakat tidak membuang sampah ke laut mendapat tanggapan positif dari anak-anak.
“Itu adalah salah satu cara kita menjaga laut. Nanti saya kirim '
google' (kacamata renang) untuk anak-anak, asalkan mau menjaga laut,†ujar Susi.
“Mau nggak menjaga laut?" tanya Susi sembari disambut teriakan "mau" dari anak-anak.
Susi mengaku sangat menikmati kawasan konservasi di Banyuwangi. Ia sangat mengapresiasi kelompok nelayan Samudera Bhakti, pengelola pantai setempat yang berhasil mengubah pola pikir nelayan di kawasan sini. Dimana mereka dulunya nelaya yang mengambil ikan dengan cara mengebom, kini justru menjaga laut seperti menanam terumbu karang
"Perubahan mindset yang dilakukan mereka ini sangat baik. Mereka menghidupkan wisata bahari dengan cara menjaganya. Dan akhirnya menghasilkan sebuah kawasan wisata yang hidup dan terintegrasi," kata Susi.
Susi berharap, apa yang dilakukan Banyuwangi ini ditiru oleh nelayan lain di Indonesia. Dengan mengembangkan wisata konservasi bahari, perekonomian daerah bisa tumbuh tanpa harus merusak ekosistem laut.
"Dengan cara ini, kita dapat uang tanpa harus mengambil dan merusak apapun dari laut. Itu seharusnya dilakukan setiap daerah, memupuk ekonomi semacam ini. Dapat uang, tapi laut terjaga," kata Susi.
Banyuwangi Underwater festival merupakan rangkaian event yang ada dalam agenda wisata Banyuwangi Festival. Berbagai acara digelar dalam festival bawah laut tersebut. Mulai pelatihan mengolah sampah, memungut sampah di pantai oleh 1.000 nelayan, dan lomba mengolah barang bekas menjadi barang seni dan bermanfaat. Dalam acara itu, Susi juga meresmikan Bank Sampah yang ada Pantai Bangsring.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: