"Kebijakan itu bagus dan perlu didukung, kami mengapresiasi apa yang dilakukan Rektor USU," ujar Sekjen Alumni FISIP USU Cabang Jakarta, Raji N. Sitepu, Sabtu (30/3).
Menurutnya, kebijakan Rektor USU yang mensterilkan kepengurusan LPM Suara USU bukanlah sikap otoriter dan anti kritik. Apa yang dibuat oleh pengurus LPM Suara USU yang menerbitkan karya tentang cerita pendek (cerpen) Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) tidak positif.
"Kan kampus harus steril dari LGBT. Kita tidak boleh membiarkan virus LGBT ini menyebar," kata Raji.
Lebih lanjut, dia meminta LPM Suara USU tidak membela LGBT atas nama kebebasan berekspresi, berkumpul dan berpendapat. Sebab, karya cerpen yang dimuat di Suara USU sangat tidak pantas.
"Kita tahu bahwa LGBT ini bertentangan dengan agama, Pancasila dan budaya bangsa kita," imbuhnya.
Ditambahkan Raji, virus LGBT harus ditolak. Virus itu tidak boleh berkembang dimana saja, termasuk di dalam kampus atau berlindung atas nama karya sastra.
Rektor USU diketahui mengeluarkan kebijakan mensterilkan kepengurusan LPM Suara USU akibat memuat karya cerpen bertajuk "Ketika Semua Menolak Kehadiran Diriku di Dekatnya". Sebelum mengeluarkan kebijakan tersebut, pihak rektorat sudah memanggil pengurus redaksi LPM Suara USU terlebih dahulu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: