Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kasgartap I Jakarta Ajak CPNS Jadi Pahlawan, Bukan Pengkhianat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Rabu, 27 Maret 2019, 21:33 WIB
Kasgartap I Jakarta Ajak CPNS Jadi Pahlawan, Bukan Pengkhianat
Orientasi CPNS di Bogor/Net
rmol news logo Kewajiban menjadi pahlawan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara (ASN) lebih dari warga negera biasa. Sebab, di pundak ASN terpasang tanggung jawab yang mulia tetapi sekaligus terhormat.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Begitu tegas Kepala Staf Garnisun Tetap I Jakarta (Kasgartap I/Jakarta), Brigjen TNI Herianto Syahputra saat memberi arahan kepada peserta orientasi CPNS di Lingkungan Kemenpora, di Camp Hulu, Cibedug, Bogor, Selasa (26/3).

ASN, kata Herianto Syahputra, harus menjaga Pancasila sebagai nilai-nilai luhur bangsa, falsafah hidup bangsa yang harus ditegakkan. Sebab, Pancasila adalah pondasi sebuah rumah yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan falsafah hidup, serta norma tertinggi bangsa Indonesia.

“Sebagai pegawai negeri sipil, anda lebih dari warganegara biasa. Jangan jadi pengkhianat bangsa karena kemerdekaan yang menjadikan Indonesia berdiri adalah warisan dari para pendiri negara dan pemimpin bangsa dan sekaligus titipan bagi anak cucu kita,” tegas Herianto Syahputra.

Menurutnya, Indonesia akan hancur jika Pancasila diganti dengan dasar yang lain. Termasuk jika bahasa Indonesia, bendera merah putih, dan lagu Indonesia raya diganti. Garuda Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika juga harus dipertahankan agar kehancuran tidak terjadi.

“Hanya pengkhianat bangsa dan negaralah yang mau menghancurkan Indonesia,” sambungnya.

Kepada CPNS, Herianto juga mengingatkan bahwa korupsi merupakan bagian dari bentuk pengkhianatan kepada bangsa dan negara.

Ini lantaran korupsi itu tidak sekadar mengambil uang atau mengambil kesempatan orang lain, tetapi juga mengambil hidup orang lain, menghancurkan masa depan bangsa dan negara, untuk kepentingan pribadi.

“Selain korupsi, bentuk lain dari “pengkhianatan” kepada bangsa dan negara adalah kolusi dan nepotisme. Kolusi dan nepotisme menghapus kesempatan orang lain hidup berkembang, tidak mengakui prestasi orang lain dan memperoleh pekerjaan sesuai dengan kompetensi dan kapabiltasnya,” pungkasnya.


Di akhir materi, Heri mengajak peserta orientasi untuk menjalankan bela negara dan bela sosial. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA