Namun dewan menargetkan pekan ini sudah ada besaran tarifnya.
Begitu disampaikan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M.Taufik.
Dua hari lalu, MRT Jakarta mulai beroperasi untuk uji publik hingga 24 Maret mendatang.
"Saya kira minggu ini harusnya beres. Karena harus dikaji betul. Begitu ngomong soal PSO (
Public Service Obligation) menyangkut dua hal, pertama beban masyarakat, kedua APBD kuat gak? Jangan sampai APBD nggak kuat, masyarakat terbebani
cost yang besar," ujar Taufik usai Rapat Pimpinan Gabungan (Rapimgab) Komisi B dan C DPRD DKI Jakarta, Rabu petang (13/3).
Menurut Taufik, salah satu alasan tarif MRT masih belum final karena Dishub DKI baru menyerahkan hasil rapat sebelumnya pada Selasa (12/3) malam.
"Bagaimana memutuskan tarif kalau bahannya kami belum dapat? Karena ini menyangkut soal subsidi pada publiknya berapa dan beban APBD berapa," terang Taufik.
Sebelumnya, Pemprov DKI mengusulkan tarif MRT Jakarta Rp 8.500 - Rp 10.500 per 10 kilometer. Besaran tarif ini sudah termasuk subsidi pemerintah yang berdasarkan nilai keekonomian MRT sebesar Rp 31.659 per penumpang sekali perjalanan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: