Hal ini ia kemukakan dalam acara pelepasan ekspor komoditi pertanian Sulawesi Selatan (Sulsel) senilai Rp 852 miliar, sekaligus peluncuran I-MACE (Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports) atau Peta Komoditas Ekspor Pertanian Indonesia oleh Badan Karantina Pertanian (BKP) di Kawasan Industri Makassar, Rabu, Rabu (13/3).
Menurut Amran, sebaiknya pembaca doa jangan berasal dari kalangan pegawai. Perlu memanggil orang khusus untuk berdoa. Pemuka agama setempat dipanggil untuk membantu berdoa.
"Kami naik ojek, ini kami lakukan untuk petani-petani Indonesia, khususnya Sulsel. Kami mencintai mereka. Tapi tolong karantina aku kritik sedikit. Karantina bapak kepala badan, tolong biaya kantor sudah oke, revisi anggaran, refokusing anggaran sudah oke," kata Amran.
"Ada satu yang kami tegur tadi baca doa janganlah (pegawai), ambil saja kiai daerah sini untuk baca doa, masa yang baca doa juga ngambil orang karantina, walau doanya bagus. Yang aku pangkas itu biaya MC, biaya seminar. Jangan biaya ustaz yang dipotong," kata Amran.
Terkait hal ini, Amran menganggap untuk berdoa harus dengan ustaz yang bagus bacaan doanya.
"Ini doa jangan dipermainkan, ini hidup hanya sementara, tujuan kita adalah akhirat," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: