Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menteri PPPA Segera Terbitkan Pembatasan Penggunaan Gawai Pada Anak

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 08 Maret 2019, 20:12 WIB
Menteri PPPA Segera Terbitkan Pembatasan Penggunaan Gawai Pada Anak
Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian PPPA Lenny N. Rosalin/RMOL
rmol news logo Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) akan menerbitkan regulasi pembatasan penggunaan gawai atau gadget pada anak.

Hal itu untuk mencegah terjadinya pengaruh buruk pada anak, salah satunya pornografi sebagai pemicu perkawinan anak dan hamil di luar nikah.

"Bu menteri (Yohana Yembise) sedang membuat regulasi pembatasan penggunaan gawai selama proses belajar di sekolah. Minimal delapan jam anak tidak boleh pegang hape, kita bisa reduce sepertiganya," jelas Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian PPPA Lenny N. Rosalin di kantornya, Jakarta, Jumat (8/3).

"Karena anak kan hidup 24 jam sehari, kalau delapan jam di sekolah kita larang berarti paling tidak dikurangi sepertiganya. Sepertiganya lagi pas dia di rumah sama keluarganya," tutur dia.

Saat ini yang menjadi permasalahan adalah masih banyak keluarga memberikan gawai pada anak dengan penggunaan sepuasnya. Padahal, hal itu berpotensi resiko negatif pada anak.

"Ini bagaimana keluarga juga membatasi mempunyai rules regulasi. Saya dan anak-anak saya punya regulasi, mulai Minggu siang sampai Jumat pulang sekolah no handphone, di luar itu terserah tapi harus on air off. Itu datangnya dari mana, itu dari keluarg," papar Lenny.

Peraturan menteri yang akan diluncurkan itu juga harus didukung peran keluarga. Untuk mengontrol dan memperhatikan aktifitas anak terhadap gawainya maupun pergaulan.

"Sebentar lagi peraturan menteri tentang pembatasan penggunaan gawai selama proses belajar mengajar kita akan terbitkan. Karena kita mau mengamankan anak-anak kita juga selama belajar di sekolah. Jadi itu minimal meminimalisir," terang Lenny.

Meski aktifitas anak terhadap gawai tidak dapat dihapus 100 persen, namun pihak keluarga setidaknya mampu menyeimbangkan.

"Kalau menghapus jadi nol untuk lepas dri hape juga sulit, apalagi ada e-sport. Jadi kita harus mampu menyeimbangkan semua ini agar anak-anak dipinterkan, jadi he or she can say no or yes. Jadi itu pilihan nanti bagi yang belum punya anak dan sudah punya anak harus punya pola pikir seperti itu," demikian Lenny. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA