Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ketum PBNU: Harta Itu Baik, Menjadi Jelek Kalau Rakus

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Sabtu, 16 Februari 2019, 13:19 WIB
Ketum PBNU: Harta Itu Baik, Menjadi Jelek Kalau Rakus
Pembukaan Rakornas Lazisnu/Net
rmol news logo . NU Care-Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) menggelar rapat koordinasi nasional (Rakornas) IV di Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro, Sleman, Yogyakarta selama tiga hari (15-17/2).

Acara yang dihadiri oleh NU Care-LAZISNU seluruh Indonesia tersebut mengambil tema penting "Energy of Zakat: Berkhidmat Membangun Arus Baru Ekonomi Umat". Rakornas dibuka langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.

Dalam sambutannya, Kiai Said berharap Rakornas agar berlangsung khidmat dan lancar. Dijelaskan, dalam Alquran tidak pernah menterminologikan harta sebagai sesuatu yang buruk.

"Alquran ketika menterminologikan harta dengan kata khoiron, tidak ada menggunakan kata syarron. Harta adalah sesuatu yang baik. Alquran sangat menghormati harta, yang jelek itu rakusnya, tamaknya, mencintai harta yang berlebihan," ujar Kiai Said mengingatkan.

Dia juga mendorong seluruh penggerak NU Care-LAZISNU se-Indonesia untuk mempunyai semangat yang besar dalam mengelola dana-dana kemanusiaan termasuk zakat.

"Zakat adalah potensi yang luar biasa, zakat bisa menjadi modal besar. NU Care-LAZISNU selama tiga tahun terakhir sudah menerapkan standar manajemen internasional yaitu ISO 9001:2015. Ini bukti bahwa LAZISNU mengelola dana umat dengan baik dan dipercaya," tegas Kiai Said.

Ketua NU Care-LAZISNU, Achmad Sudrajat mengimbau seluruh penggerak NU Care-LAZISNU seluruh Indonesia dapat bersatu padu untuk mengkoordinir kekuatan yang besar.

"Selemah apapun kita asalkan kita bersatu, maka kita akan menjadi kuat. Namun sekuat apapun kita kalau sendiri, maka tidak akan berarti," jelas Ajat sapaan akrabnya seperti dalam keterangan tertulis.

Dia juga menyampaikan koordinasi dan kerjasama antara seluruh elemen Nahdlatul Ulama akan memudahkan NU bergerak cepat dan tepat menangani bencana kemanusiaan.

"Ketika bencana Lombok dan Sulteng seluruh lembaga diinstruksikan oleh Buya Said untuk bersatu padu atas nama NU Peduli, Banser turun, Pagar Nusa turun, Muslimat, Fatayat turun, LPBI turun. Dananya LAZISNU yang nanggung," jelas Ajat.

Dalam mengemban amanah di NU Care-LAZISNU, ada dua hal yang harus dipegang. "Jujurlah dan amanahlah, karena ini adalah uang umat yang diamanahkan Nahdlatul Ulama. Itu amanat dari Buya Said juga," terangnya.

Rakornas IV NU Care-LAZISNU akan lebih banyak membahas tentang program pemberdayaan dan standarisasi manajemen internal NU Care-LAZISNU. Akan dibahas tentang standarisasi Madrasah Amil, sampai Outlook 2019.

Ajat menambahkan, ke depan NU Care-LAZISNU akan lebih memfokuskan ke MWC maupun Ranting NU yang akan diberi SK Operasional untuk melakukan gerakan filantropi.

"Ini akan berbentuk atau bernama Kampung Nusantara, yang akan menjadi perputaran roda ekonomi yang mesejahterakan masyarakat ,meliputi 9 program unggulan sosial keagamaan, kebencanaan, pendidikan, ekonomi, kesehatan, hukum HAM dan kemanusiaan, kebudayaan dan pariwisata, Sumber daya dan pengolahan, serta lingkungan hidup dan energi," tutupnya. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA