Eka Tjipta meninggal pada Sabtu (26/1) lalu di usia 98 tahun.
Di mata Pendeta Tjahjadi, Eka merupakan seorang perantau yang memulai hidup dari kemiskinan. Eka, kata dia, sudah kenyang asam garam mengenai berjuang mengentaskan diri dari kemiskinan,
“Tetes keringat dan ketidakberdayaan menghadapi ketidakadilan dan kesusahan, yang kemudian membentuk iman dan tekad kuat dalam dirinya,†katanya kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (27/1)
Satu yang dikenang Tjahjadi, Eka mengusung motto hidup “jangan menyerahâ€. Motto itu yang kemudian membuatnya sukses dan menjadi orang terkaya di negeri ini dengan ribuan perusahaan di segala bidang.
“Tapi, beliau masih tetap rendah hati dan beriman dalam memimpin anak cucu dan perusahaannya dalam iman dan peduli masyarakat yang dalam,†tegasnya.
Meski telah meninggalkan dunia ini untuk selamanya, semangat dan nilai kemanusiaan Eka akan tetap abadi sebagai warisannya.
“Semoga anak cucunya dapat meneruskan jejak langkah orang tuanya. Diiringi doa semoga beliau beristirahat dalam damai Tuhan,†pungkasnya.
Sedianya, Eka akan dimakamkan pada tanggal 2 Februari mendatang di Karawang, Jawa Barat.
[ian]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Ketua Umum DPP Asosiasi Pendeta Indonesia, Tjahjadi Nugroho turut menyampaikan rasa duka atas meninggalnya pendiri Sinar Mas Group, Eka Tjipta Widjaja. 
