Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kronologi Kapten Leo Ngamuk Versi Karumkit TNI Pematang Siantar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 27 Januari 2019, 07:37 WIB
Kronologi Kapten Leo Ngamuk Versi Karumkit TNI Pematang Siantar
Kapten Infantri Leo Sianturi/Repro
rmol news logo Komandan Komando Rayon Militer (Koramil) 10 Balimbingan Kodim 02/07 Simalungun, Kapten Infantri Leo Sianturi mengamuk di depan Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) Kesehatan Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Kejadian itu terjadi pada Jumat siang (25/1) lalu. Kapten Leo Sianturi mengaku diusir dan ditolak oleh pihak rumah sakit karena tidak memiliki anggota keluarga yang bertanggung jawab menjaganya.

Amukan Komandan Koramil 10 Balimbingan ini terekam wartawan dan tersebar menjadi viral di media.

"Diopname, tidak bisa. Tolong saya. Saya tentara dari masyarakat, dan akan kembali ke masyarakat. Sakit hati saya, tidak dilayani di rumah sakit tentara," teriak Kapten Leo Sianturi dalam, video yang tersebar.

Dalam video, Kapten Leo Siantur, menyebut dirinya pernah bertugas ke Timor-Timur, Aceh dan hampir seluruh Indonesia.

Dengan dibopong pakai kursi roda, Kapten Leo menunjukkan kaki kanannya sedang dibalut perban. Dia mengaku tidak dilayani pihak rumah sakit.

"Saya seorang perwira, tidak berfungsi perwira. Saya sakit mau diopname, tidak bisa di rumah sakit tentara. Tidak ada artinya angkatan darat di rumah sakit. Di rumah sakit tentara pelayanan tidak bagus," ujarnya.

Dia pun mengadukan nasibnya kepada Penglima TNI dan Presiden Joko Widodo.

"Tolong Panglima, tolong saya, saya prajurit, saya tidak dihargai, Panglima TNI, Panglima Angkatan Darat, Panglima Kodam 1, Pak Presiden, tolong saya, saya sakit," teriaknya.

Kapten Leo memutuskan pindah ke RS Vita Insani Pematang Siantar.

Ia sempat ke BPJS untuk mengurus berkas perpindahan dari peserta BPJS TNI ke masyarakat biasa. Menurut Kapten Leo, dirinya diusir oleh perawat di RS Tentara Pematang Siantar, karena dalam posisi sendiri.

"Saya sedang makan kerupuk disampaikan kenapa makan kerupuk Pak. Nasi saya di sana gimana saya mengambil. Istri ke mana Pak, kata perawat itu. Kalau kita dirawat kan nggak perlu ditanya istri dan anak berapa. Lalu kata perawat itu, Pak kalau dirawat di sini nggak ada yang jaga, nggak boleh,” ujarnya setibanya di RS Vita Insani.

Ia pun pergi dengan inpus masih terpasang dengan menggunakan angkutan umum.

"Karena saya marah-marah dan menunjukkan baju dinas tentara saya, mereka minta maaf. Ada satu utusan mereka yang minta maaf sama saya. Saya nggak mau," ujar Sianturi.

Kapten Leo merasa pelayanan di RS TNI tidak baik kepada siapapun.

"Perwira saja digitukan. Apalagi masyarakat biasa, bisa mati. Pelayanan rumah sakit tentara sangat mengecewakan. Padahal itu katanya untuk dilayani. Nyatanya saya masih aktif, ternyata pelayanan tidak bagus," tuturrnya.

Kapten Leo menjelaskan, dirinya masuk ke RS TNI pada Kamis (24/1) sekitar pukul 11.30 WIB siang. Ia mulai dioperasi mulai pukul 14.00WIB.

"Kebetulan istri saya sedang persiapan untuk serah terima jabatan Dandim. Makanya, saya sendiri yang ke rumah sakit. Kalau untuk pelayanan kan nggak perlu tanya istri dan anak di mana yang penting melayani," ujarnya.

Kepala Rumah Sakit (Karumkit) TNI Kota Pematang Siantar, Mayor dr Hadi, mengatakan, sebetulnya ada ketersinggungan komunikasi yang terjadi antara Kapten Leo Sianturi dengan perawat. Ketersinggungan itulah yang membuat Kapten Leo Sianturi marah.

Dalam konperensi pers yang digelar, Mayor dr Hadi menjelaskan, Kapten Leo terlalu sensitif saat disinggung tentang istri dan anaknya.

"Dia marah saat ditanya tentang istrinya. Kalau perawat bertanya seperti itu kan biasa. Nggak ada permasalahan apa-apa. langsung keluar dia bawa infus. Dia terlalu sensitif," ujarnya mayor Hadi.

Namun, dia membantah pelayanan RS TNI Kota Pematang Siantar tidak bagus. Mayor Hadi juga membantah adanya pengusiran terhadap Kapten Leo dengan alasan tidak ada keluarga menjaga.

"Masyarakat umum saja kita layani dengan baik, apalagi kalau pasien adalah anggota aktif. Kami tidak pernah mengusir. Tidak mungkinlah diusir dan diterlantarkan. Kalau sakit ya kalau boleh ada yang menjagalah. kalau memang tak ada kita kan bisa ekstra menjaga," tuturnya.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA