Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut bahwa gunung tersebut kini mengeluarkan cairan orange kecoklatan yang memenuhi area sekitar pulau.
“Cairan itu adalah â¦â©hidrosida besi (FeOH3) yang mengandung zat besi tinggi, yang keluar dari kawah dan larut ke dalam air laut,†terangnya kepada wartawan, Minggu (13/1) lalu.
Selain itu, tubuh GAK juga telah banyak berubah. Longsor bawah laut pada 22 Desember lalu telah menyebabkan kawah berada di bawah permukaan laut.
“Namun pada 9 Januari, bagian barat-barat daya yang sebelumnya di bawah permukaan laut, saat ini sudah di atas permukaan laut,†jelasnya.
Sementara ketinggian GAK juga berubah. Jika sebelumnya gunung ini memiliki ketinggian 338 meter, maka kini tingginya tinggal 110 meter.
“Sedang jumlah letusan cenderung menurun. Tapi status masih Siaga. Zona berbahaya 5 km dari puncak kawah,†demikian Sutopo.
[ian]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.