Hal tersebut disampaikan Sekretaris Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Anonius Ratdomopurbu saat dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (31/12).
"Aktifitas Gunung Anak Krakatau jauh menurun, namun status siaga untuk komplek Krakatau dengan radius 5 kilometer masih berlaku," ungkap Antonius.
Untuk menurunkan status Gunung Anak Krakatau, pihaknya masih melihat kondisi perkembangan letusan. "Kami lihat perkembangan beberapa hari ke depan ini, tapi untuk gunungnya jelas menurun," tutur dia.
"Jumlah letusan menurun, intensitas sangat menurun sesudah puncak aktivitas di tanggal 26-27 Agustus 2018," lanjut pria yang akrab disapa Purbo itu.
Sebelumnya, Purbo menyampaikan pada Sabtu 22 Desember, teramati letusan dengan tinggi asap berkisar 300 sampai 1500 meter di atas puncak kawah diiringi gempa tremor juga terjadi terus menerus dengan amplitudo overscale (58 mm).
Pada pukul 21.03 WIB saat itu terjadi letusan, selang beberapa lama terjadi tsunami, berdasarkan citra satelit yang diterima oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Badan Geologi (PVMBG), sebagian besar dari tubuh Gunung Anak Krakatau telah hilang dilongsorkan, yang kemudian diketahui menyebabkan tsunami di beberapa wilayah di Provinsi Lampung dan Banten.
[rus]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.