Demikian disampaikan Manajer Kampanye Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Wahyu A. Perdana saat menggelar unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (11/12).
"Dulu kan dominan kriminalisasi itu tambang dan kebun, sekarang itu meluas. Itu ada industri pariwisata ada juga yang tertembak di Sumba Barat. Itu juga kasus industri pariwisata," bebernya.
Bahkan, menurut Wahyu, korban yang dahulu biasa didominasi oleh warga sipil kini meluas menjadi saksi ahli.
"Sisi korban kalau dulu didominasi warga, sekarang akademisi juga kena. Saksi ahli juga jadi korban," katanya.
Wahyu menambahkan bahwa peran pihak swasta begitu kuat dan mendominasi di setiap pengambilan keputusan terkait sengketa lingkungan hidup. Sehingga, masyarakat yang tidak berani lebih memilih bungkam.
Tren di tahun 2018, peningkatan kriminalisasi terhadap pejuang lingkungan hidup dan hak asasi manusia terus meningkat.
"Dalam catatan Walhi, dari olah data di 13 provinsi tercatat 163 pejuang lingkungan dikrimininalisasi," demikian Wahyu.
[wah]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: