Dikatakan Kanit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya, AKP Agung Widoyoko, modus operandi kasus ini tidak jauh berbeda dengan kasus-kasus perdagangan perempuan lain yang menawarkan jasa esek esek lewat aplikasi WhatsApp.
“Sama saja dengan kasus lain. Bukan modus baru. Hanya korbannya saja yang beda. Kali ini korbannya yang dijual khusus pemandu lagu di cafe-cafe." Terang Agung seperti dilansir
RMOL Jatim, Kamis (6/12).
Otak dari prostitusi terselubung ini adalah Joko, pria asal Desa Sidomulyo, Kecamatan Bancar,Tuban. Joko menawarkan jasa karaoke plus-plus kepada para lelaki hidung belang pada di salah satu Cafe di Mall Sutos Surabaya.
"Pelaku ini menawarkan jika ada tamu yang menginginkan untuk boking (BO), juga memandu karaoke
short time atau
long time. Layanan plus-plus tersebut dipatok dengan tarif Rp. 3.000.000, untuk
short time," lanjutnya.
Untuk sekali transaksi, tersangka mendapat komisi Rp 500 ribu per wanita yang mendapat tamu.
[yls]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.