Demikian dikatakan Kapolri, Jenderal tito Karnavian dalam acara 'Silaturahmi Rohaniawan dan Cendekiawan Lintas Agama untuk Indonesia Bersatu, Rukun, dan Damai' diselenggarakan di Pesantren Modern Internasional Dea Malela, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (1/12).
"Bagaimana caranya (mempererat persatuan), dengan mengintensifkan dialog antar tokoh agama," kata Tito dalam keterangannya.
Tito menilai, dialog lintas agama merupakan bagian dari upaya untuk mempererat silaturahmi dan meningkatkan semangat kerukunan antar umat beragama. Terlebih, dalam menghadapi beberapa agenda penting nasional ke depan, antara lain pengamanan Perayaan Natal dan Tahun Baru 2019, serta pengamanan Pemilu tahun 2019.
"Kegiatan ini sangat penting dilaksanakan," ucapnya.
Dalam kegiatan tersebut, Tito didampingi Asrena Kapolri, Irjen Gatot Eddy Pramono, Kadivpropam Polri, Irjen Sigit Listyanto dan Kadivhumas Polri, Brigjen Mochammad Iqbal serta beberapa pejabat Mabes Polri.
Acara juga dihadiri tokoh lintas agama seperti Din Syamsuddin, Azumardi Azra, Anwar Abbas, Komaruddin Hidayat dan Siti Zuhro sedangkan cendikiawan nasrani dihadiri oleh Pdt. Bambang Widjaja dan Yakobus Stefanus Muda.
Cendekiawan Hindu di antaranya Nyoman Udayana dan I Gede Rudia Adiputra, kemudian cendikiawan Budha yang hadir di antaranya Philip K. Wijaya, serta Cendekiawan Konghucu di antaranya Uung Sendana. Acara diinisiasi Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Dea Malela, Muhammad Sirajuddin Syamsuddin.
[lov]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Rohaniawan dan cendikiawan lintas agama berperan penting dalam merawat persatuan dan kesatuan bangsa. 
