Dugaan ini setelah KNKT melakukan simulasi dengan merendam CVR di dalam lumpur. Langkah ini untuk mengetahui seberapa kuat alat rekaman percakapan pilot itu memberikan sinyal atau suara ping didalam lumpur.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menjelaskan dalam hasil percobaan, CVR masih memberikan sinyal ping dan masih bisa terditeksi meski berada di dalam lumpur.
Menurutnya ada kemungkinan hilangnya sinyal ping lantaran CVR sudah rusak sebelum pesawat jatuh di perairan Karawang.
"Artinya kalau sekarang pinker-nya tidak bekerja, kemungkinan pada waktu pesawat mengalami kecelakaan si pinker juga mengalami kerusakan. Atau sudah ada leaks sehingga pada saat pertama lama-lama makin lama dan sekarang hilang," ujarnya kepada wartawan di Kemenhub, Jakarta Pusat, Senin (12/11).
Soerjanto menjelaskan hasil uji ini memberikan semangat untuk mencari CVR Lion Air PK-LQP. Menurutnya asumsi sinyal ping dari CVR rusak karena terendam lumpur dapat dibantah.
"Jadi asumsi-asumsi yang sebelumnya kami pikirkan kemungkinan di dalam lumpur sehingga suaranya tidak bisa di dengar itu sudah hilang. Karena di tempat kami sudah melakukan pengujian bahwa meskipun di dalam lumpur tidak masalah," demikian Soerjanto.
[nes]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: