Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ini Faktor Lulusan Vokasi Banyak Menganggur Versi Ketua PB PGRI

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Sabtu, 10 November 2018, 17:24 WIB
Ini Faktor Lulusan Vokasi Banyak Menganggur Versi Ketua PB PGRI
Didi Suprijadi/Net
rmol news logo Industri dalam negeri dinilai belum ramah terhadap lulusan dari suatu bidang keahlian alias vokasi. Hal ini dinilai sebagai salah satu faktor tingginya tingkat pengangguran dari lulusan vokasi.

Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI), Didi Suprijadi menjelaskan dunia industri masih belum mau menjaring lulusan pendidikan vokasi.

Menurutnya dunia industri lebih memilih pekerja yang tidak tidak memiliki latarbelakang keahlian karena ujungnya akan dijadikan pegawai kontrak.

"Akhirnya kan perusahaan itu memilih mendingan yang baru lagi, yang lama ganti, nanti ganti lagi. Akhirnya nambah itu pengangguran," kata Didi saat diskusi bertajuk ' Vokasi dan Ironi Pendidikan di Era Milenial' di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11).

Selain sistem kontrak dunia industri lebih memilih memperkerjakan lulusan vokasi sebagai pegawai magang. Hal ini jugalah yang membuat lulusan vokasi tidak nyaman bekerja di industri Indonesia.

"Kalau dulu yang magang itu adalah anak-anak yang masih sekolah, belum lulus magang. Sekarang yang sudah lulus juga magang. Kalau sudah lulus harusnya bukan magang lagi," ujarnya.

Didi menambahkan faktor lain yang membuat para pencari kerja tidak nyaman bekerja di industri dalam negeri, yakni adanya oknum perusahaan yang malah melakukan praktek pungutan liar (pungli).

Menurutnya tidak sedikit dari perekrut pekerja yang meminta sejumlah uang layaknya uang mahar.

"Artinya kondisi di perusahaan juga harus dijaga. Kayak tadi yang mau masuk kerja bayar Rp5 juta. Akhirnya itu engga bisa. Darimana uangnya lulusan SMK. Walaupun itu mungkin oknum atau kasus, tapi iklim dipekerjakan harus dijaga di perusahaan," pungkasnya. [nes]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA