Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Krisis Air Di Kabupaten Sragen Semakin Parah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Sabtu, 20 Oktober 2018, 01:05 WIB
Krisis Air Di Kabupaten Sragen Semakin Parah
Warga mengantre untuk mendapat air bersih/RMOLJateng
rmol news logo Kekeringan yang melanda Wilayah Kabupaten Sragen semakin parah. Krisis air sudah berlangsung sejak tiga bulan belakangan.

Dalam 20 hari terakhir ini masyarakat hanya gantungkan kebutuhan air dari bantuan droping air. Seperti yang terjadi di Dukuh Beku RT 12 dan 20 Gemantar, Kecamatan Mondokan, Sragen.

Untuk mendapatkan air warga harus mencari dari sumber air di sawah yang jaraknya sekitar 2 km. Sebagian sumur warga sudah mengering sejak tiga bulan terakhir. Lokasi kekeringan terparah berada di RT 11, 12, 17 dan 20.

Salah satu warga Dukuh Beku, Sunardi Dipo mengaku, kekeringan ini membuat warga kesulitan untuk mendapatkan air. Bukan hanya untuk kebutuhan hidup masyarakatnya namun juga untuk kebutuhan minum ternaknya.

"Setiap musim kemarau di desa ini selalu kesulitan untuk mendapatkan air bersih," jelasnya kepada Kantor Berita RMOLJateng, Jumat (19/10).

Solusi untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat terpaksa pihaknya meminta bantuan dari pemerintah dan masyarakat, termasuk komunitas dan organisasi politik untuk mengirim truk droping air ke kampungnya. Sejak tiga bulan terakhir sudah sekitar enam tanki air yang masuk ke kampungnya.

"Praktis kami dapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari berasal dari bantuan droping air," lanjutnya.

Dipo, sampaikan saat ini pihak desa sedang mengupayakan untuk pembangunan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat(PAMSIMAS). Dengan adanya PAMSIMAS kebutuhan air masyarakat diharapkan bisa terpenuhi.

"Sayang harus ada minimal 50 pendaftar. Saat ini baru ada 12 orang yang bersedia untuk mendaftar Pamsimas," keluhnya.

Pihaknya juga berharap pemerintah bisa membuatkan embung di desanya. Agar pada musim kemarau bisa mengurangi beban warga untuk mendapatkan air bersih.

Sementara itu Kasini, mengaku senang setelah mendapatkan bantuan. Rencananya  air  tersebut untuk minum, masak dan mencuci.

"Bersyukur sekali ada bantuan air. Untuk tambahan air buat nyuci dan pakan sapi harus 'ngangsu' ke sumur di sawah, jaraknya dua kilo," pungkasnya. [nes]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA