Kepala Stasiun Klimatologi klas I BMKG Semarang, Tuban Wiyoso, menerangkan tingginya suhu udara tersebut dikarenakan posisi matahari berada tepat di atas wilayah Kota Semarang.
"Karena tepat di atas, suhu udara lebih terasa panas. Suhu yang tinggi ini sudah termasuk kategori ekstrim," kata Tuban, seperti diberitakan
Kantor Berita RMOLJateng, Kamis (11/10).
Tuban juga menerangkan, suhu udara yang tinggi bisa berdampak pada sektor pertanian. Menurutnya, kondisi ini memungkinkan mengurangi air.
"Kami himbau agar petani bisa menyiapkan pasokan air untuk sawah mereka," ujarnya.
Lebih jauh, Tuban mengatakan jika bulan Oktober ini merupakan puncak kenaikan suhu udara. Kata dia, pagi hari suhu udara sudah bergerak naik mencapai 33,4 derajat celcius.
Diinformasikan fenomena Hari Tanpa Bayangan terjadi di wilayah Kota Semarang mulai pukul 11.25 wib.
[nes]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: