Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

PLTA Batang Toru Bakal Bereskan Byar Pet Di Sumut

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 27 September 2018, 20:28 WIB
PLTA Batang Toru Bakal Bereskan <i>Byar Pet</i> Di Sumut
Ilustrasi/Net
rmol news logo Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Tapanuli Selatan diklaim menjadi salah satu cara mengoptimalkan potensi energi di Sumatera Utara. Asalkan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

Ketua Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) Sofyan Tan mengatakan, pembangunan PLTA Batangtoru harus dilihat dalam perspektif kebutuhan jangka panjang.

Situasi saat ini, Sumut kekurangan listrik karena pembangkit yang ada sering mengalami kerusakan sehingga menyebabkan mati lampu alias byar pet. Untuk itu, dibutuhkan pembangkit baru guna memenuhi kebutuhan energi di masa mendatang.

"Solusi yang terbaik untuk mengatasi ini adalah membangun pembangkit baru yang menggunakan sumber energi yang terbarukan, termasuk PLTA," katanya kepada wartawan, Kamis (27/9).

PLTA Batang Toru dengan kapasitas 4×127,5 Megawatt berlokasi di Sungai Batang Toru, Desa Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan. Proyek yang memiliki area seluas 2405 hektare itu bakal berkontribusi sekitar 15 persen dari beban puncak listrik Sumut.

Pihak Pembangkit Jawa Bali I (PJBI) mendapatkan penugasan dari PJB untuk menjadi sponsor dan pemegang saham dalam pengembangan IPP PLTA Batang Toru pada 5 Januari 2017 lalu. Kepemilikan saham PJBI di JVC IPP PLTA Batang Toru yaitu PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) mencapai 25 persen, sementara PT DHN sebesar 52,82 persen, dan Fareast Green Energy sebesar 22,18 persen.

"Target operasi PLTA Batang Toru pada 2022 sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016. Secara teknis, proyek ini berupa tipe Peaker atau hanya beroperasi saat terjadi puncak kebutuhan listrik. Konsumsi spesifik bahan bakar mencapai 0,24 liter per kWh dan tinggi jatuh air 276 meter," jelas Sofyan.
    
Fase konstruksi PLTA Batang Toru akan dimulai pada akhir 2017 meskipun penandatanganan kontrak PPA NSHE dan PLN telah berlangsung sejak 21 Desember 2015. Sementara itu, harga jual tenaga listrik sekitar USD 12,8574 cent per kWh sesuai persetujuan menteri ESDM.

"PLTA Batang Toru sangat efisien dalam penggunaan lahan. Terutama jika dibandingkan dengan Waduk Jatiluhur di Jawa Barat yang membutuhkan bendungan seluas 8300 hektare untuk membangkitkan tenaga listrik berkapasitas 158 Megawatt," tutup Sofyan yang juga politisi PDI Perjuangan. [wah]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA