Mereka terjaring operasi lantaran parkir di sembarang tempat di wilayah Jakpus.
Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat, Harlem Simanjuntak menjelaskan operasi jaring angkut ini rutin dilakukan untuk menertibkan kendaraan roda dua yang menggunakan fasilitas umum sebagai lahan parkir.
Para pengendara ojol tersebut, sambung Harlem kerap mangkal di gedung-gedung perkantoran di kawasan Jakpus dan di sejumlah stasiun.
Menurutnya sekarang ini ojol sudah seperti ojek konvensional. Bedanya ojol mangkal di gedung dan stasiun sementara ojek konvensional mangkal di jalan masuk komplek.
"Namanya ojol ya jangan mangkal, kalau mangkal berarti bukan ojol. Liat saja seperti di Stasiun Cikini, Tanah Abang, Juanda, Senen, Pal Merah, Gambir malah mereka mangkal. Kita tidak diam begitu saja, langsung kita tertibkan terus mereka," ujarnya saat dihubungi wartawan, Kamis (13/9).
Harlem menjelaskan selain rutin menggelar operasi jaring angkut, pihaknya juga melakukan komunikasi dengan pengelola ojol dan pengelola gedung di kawasan Jakpus untuk meminimalisir aksi mangkal sembarangan para ojol.
Ia juga menyarankan agar pengelola ojol bisa membuka kerjasama dengan pengelola gedung untuk membuka lahan antar jemput pelanggan ojol
"Operator ojol harus berkoordinasi dengan pemilik gedung perkantoran, baik swasta atau pemerintah dalam penyediaan lahan parkir. Jadi, mereka itu tidak asal parkir di sembarang tempat," ujarnya.
‎[nes]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.