Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Silaturahmi Akbar Perkumpulan Batak Muslim Angkat Barus

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 07 September 2018, 10:57 WIB
Silaturahmi Akbar Perkumpulan Batak Muslim Angkat Barus
Foto: Net
rmol news logo Perkumpulan Batak Muslim akan menyelenggarakan Silaturahmi Akbar Batak Muslim bertema "Mempererat Ukhuwah Kebangsaan" besok (Sabtu, 8/9) pukul 9-15 WIB di gedung Nusantara IV Komplek MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta.
 
Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Batak Muslim, Muhammad Husni Fazar Marpaung menjelaskan, silaturahmi akbar ini bertujuan memperkuat tali silaturahmi antarsesama Batak muslim, wabil khusus di perantauan seperti yang berdomisili di kawasan megapolitan Jakarta dan sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).
 
"Melalui acara ini, kami berharap setiap orang Batak muslim di perantauan yang bersuku Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing bisa berkontribusi dalam pikiran, ucapan, dan tindakan untuk kemajuan kampung halaman. Melepas rasa rindu kampung halaman, masihol bona pasogit," kata Husni melalui siaran pers, Jumat (7/9).'

Sekretaris Jenderal Perkumpulan Batak Muslim sekaligus Ketua Panitia Silaturahmi Akbar Batak Muslim, Ikhwan M Situmeang menambahkan, Gubernur Sumatera Utara masa jabatan 2018-2023 Edy Rahmayadi dijadwalkan hadir dan menyampaikan sekapur sirih, sedangkan Wakil Ketua DPD RI Darmayanti Lubis (senator Sumatera Utara) akan memberi sambutan utama (keynote speech). Berikutnya, Panitia Silaturahmi Akbar Batak Muslim menjadwalkan Wakil Ketua Komite I DPD RI Fahira Idris (senator asal DKI Jakarta) untuk memberikan sambutan.

"Keduanya akan memberikan materi mengenai peran umat Islam dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di masa dulu, kini, dan nanti," terang Ikhwan.
 
Ikhwan juga mengatakan, dalam acara silaturahmi ini, diangkat subtema khusus tentang Barus yang kini termasuk wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, berjarak 280 kilometer dari Medan atau 65 kilometer dari Sibolga, termasuk tempat persinggahan terbesar di pantai barat Sumatera di masa dulu.
 
"Jika merujuk ke hasil penelitian Rusmin Tumanggor, dalam riwayatnya, Barus adalah gerbang masuknya agama-agama. Peradaban Barus terwujud sebelum masuknya Islam ke Nusantara, karena Al Quran mencatat “kaafuuraan” dalam surat Al-Insaan ayat 5," paparnya.

Bukti atau petunjuk awal mula masuknya Islam di Nusantara dijumpai di sana seperti makam aulia para sahabat nabi radhiallahu 'anhu yang ke Barus bukan sekadar berniaga tetapi menyampaikan kalimat iman laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah.
 
Barus, yang dikenal dengan nama Fansur, abad ke-1 dan 17 masehi adalah pusat peradaban karena identitasnya sebagai kota emporium "melting pot" yang multietnik dan multikultur, karena kota bandar yang begitu mempesona orang-orang Yunani, China, India, bahkan Mesir. Sejak tahun 645 Masehi, Barus dimasuki umat Kristen. Sedangkan Islam diyakini tahun 627-643 Masehi atau tahun 1 Hijriah.
 
Karena itu, Presiden Joko Widodo meresmikan Barus sebagai kilometer nol peradaban Islam di Nusantara tanggal 24 Maret 2017.

"Masyarakat Sumatera Utara bangga, karena penyebaran agama di seluruh Indonesia dimulai dari Barus. Barus adalah kota bertuah, tergolong kota tertua di Indonesia," tutupnya. [wid]
 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA