Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Helikopter Water Bombing Turut Padamkan Kebakaran Hutan Di Kalbar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Kamis, 23 Agustus 2018, 21:04 WIB
Helikopter Water Bombing  Turut Padamkan Kebakaran Hutan Di Kalbar
Illustrasi/Net
rmol news logo Kebakaran hutan dan lahan masih melanda di Kalimantan Barat (Kalbar). Tim satgas terpadu terus berjibaku untuk memadamkan api kebakaran hutan dan lahan. Selain hujan buatan, helikopter untuk water bombing juga dikerahkan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Satgas darat dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Dinas Pemadam Kebarakan, Satpol PP dan relawan terus memadamkan di darat dan udara.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengerahkan 10 helikopter untuk melakukan patroli dan water bombing. BNPB dan BPPT juga terus melakukan hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca menggunakan pesawat Casa 212-200 TNI AU. Sudah sebanyak 5 ton bahan semai Natrium Clorida (CaCl) ditaburkan ke dalam awan-awan potensial di angkasa.

"Lahan gambut yang terbakar menyebabkan kendala dalam pemadaman. Selain itu cuaca kering, air mulai terbatas dan daerah yang terbakar cukup luas menghambat upaya pemadaman," ujar Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan, Kamis (23/8).
 
Banyaknya titik panas kebakaran hutan dan lahan di Kalbar terkait dengan kebiasaan masyarakat membakar lahan sebelum membuka lahan. Masyarakat di Kabupaten Sanggau, Sambas, Ketapang, Kubu Raya dan lainnya memiliki tradisi gawai serentak yaitu persiapan musim tanam dengan membuka lahan dengan cara membakar.

Meskipun pemerintah daerah telah melarang namun ternyata kebiasaan ini masih dipraktekkan di banyak tempat. Tantangan ke depan bagaimana memberikan solusi kepada masyarakat agar dapat menerapkan pertanian tanpa bakar atau insentif tertentu.
 
"Aparat kepolisian terus meningkatkan patroli dan penegakan hukum terkait dengan kesengajaan membakar hutan dan lahan ini. Sosialisasi juga terus ditingkatkan kepada semua pihak agar tidak membakr dan melakukan pencegahan," ujar Sutopo.
 
Hasil pantauan 24 jam terakhir dari Satelit Aqua, Terra, SNPP pada katalog Modis Lapan terdeteksi 885 titik panas atau hotspot kebakaran hutan dan lahan di Kalbar pada hari ini pukul 07.13 WIB. Dari 885 titik panas tersebut 509 titik panas kategori sedang dan 376 titik panas kategori tinggi.
 
Jumlah 885 titik panas di Kalbar terbanyak dibandingkan provinsi lain. Daerah yang cukup banyak terdeteksi titik panas adalah Kalimantan Tengah adalah 151 titik panas. Secara keseluruhan terdapat 1231 titik panas di Indonesia pada hari ini pukul 07.13 WIB.

"Daerah lainnya jumlah hotspot tidak terlalu banyak. Upaya pemadaman terus dilakukan tim satgas terpadu di daerah-daerah rawan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan," papapr Sutopo.
 
Sementara, dampak kebakaran hutan dan lahan di Kota Pontianak menyebabkan kualitas udara berdasarkan konsentrasi partikulat (PM10) terukur 166 mikro gram per meter kubik atau katagori tidak sehat pada Kamis pagi. Sebaran asap mengarah ke utara di wilayah Kalbar bagian barat. Sebanyak 2000 orang dilaporkan menderita ISPA selama musim kemarau.
 
Bandara Internasional Supadio di Pontianak tetap beroperasi normal. Jarak pandang 4 kilometer. Sementara itu sekolah sudah masuk kembali, setelah sebelumnya sekolah diliburkan selama 20-22 Agustus karena pengaruh asap kabakaran hutan dan lahan.
 
 BMKG telah mengeluarkan peringatan dini bahwa cuaca makin kering dan berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan. Hujan akan makin berkurang. Puncak kemarau terjadi selama Agustus hingga September. Untuk dihimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan. Lakukan pencegahan dan tingkatkan patroli. Apalagi di lahan gambut, jika sudah terbakar sulit dipadamkan.
 
"Tim satgas terpadu akan terus melakukan upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Cuaca yang makin kering akan menjadi tantangan yang lebih berat. Tapi tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, SKPD dan relawan ini akan terus bekerja untuk mencegah dan memadamkan kebakaran hutan dan lahan, demikian Sutopo. [wah]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA