JPO tersebut nantinya diganti jembatan bawah tanah atau underpass.
Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga setuju meski rencana Anies itu dinilai terlalu terburu-buru dan jika terlaksana akan menghabiskan biaya yang besar.
"Jembatan bawah tanah lebih ideal namun lebih mahal, tidak menghalangi visual
landscape jalan," kata Nirwono saat dihubungi
Kantor Berita Politik RMOL.
Namun juga terpenting, kata dia,
underpass yang dirancang nanti terintegrasi dengan Mass Rapid Transit (MRT) serta ramah buat masyarakat khususnya anak-anak, ibu hamil, lansia, dan kaum disabilitas.
"Sebenarnya idealnya nanti dengan beroperasinya MRT maka sebaiknya seluruh JPO yang ada di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin dibongkar dan dialihkan jadi underpass jembatan bawah tanah yang langsung menghubungkan trotoar, gedung dengan stasiun MRT bawah tanah dan halte bus TransJakarta," jelasnya.
Nirwono menambahkan, sebetulnya rencana merobohkan JPO ini sudah ada sejak lama. "Sudah ada ketika Pak Sutiyoso jadi Gubernur DKI Jakarta, jadi bukan rencana baru," ulas arsitek lansekap yang juga pengajar universitas Trisakti ini.
[wid]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.