Derek Manangka, Sosok Hebat Di Mata Panda Nababan

Putra Nababan mengingat kembali sosok Derek Manangka yang bergabung dengannya di Sinar Harapan pada akhir tahun 70-an.

Ia menjelaskan, jika dirinya pada saat itu merupakan direktur khusus investigasi yang merekrut Derek dengan beberapa orang lainnya.

Pada tahun 1986 Panda Nababan mengaku keluar dari Sinar Harapan diikuti oleh Derek Manangka, mereka pun bergabung dan membuat surat kabar dengan Surya Paloh yang diberi nama Prioritas.

Setelah Prioritas tidak beroperasi lagi, mereka pun terpisah. Panda Nababan pun mulai menceritakan sosok Derek yang ia kenal dulu.

"Selama ikut dengan saya Derek ini memang petarung, dan nyali besar, beranj dan juga menulis piawai, baik gitu lho bukan berani aja. Nulisnya juga bagus gitu lho," ujarnya di Rumah Duka, RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu (27/5)

Panda menambahkan, jika kemampuan jurnalistik Derek yang meninggal dunia pada Sabtu pagi kemarin (26/5) pukul 10.00 WIB, di Rumah Sakit Umum Zahirah, Jalan Sirsak No. 21, Jagakarsa, Jakarta Selatan itu mumpuni.

"Ya dia di jurnalistiknya mumpuni dalam ini, terakhir jiwa jurnalistiknya walaupun dia tidak di media yang tetap lagi keluarlah dia dengan online catatan tengah itu," lanjutnya.

Namun demikian, Panda Nababan mengaku tidak kehilangan dengan meninggalnya Derek, pasalnya menurutnya Derek sudah senang dan istirahat dari perjuangannya yang begitu panjang dalam menggapai cita-cita.

"Dia udah seneng ngapain kehilangan, nggak ada dia udah seneng itu udah istirahat dia dengan pertarungan yang begitu panjang dan besar dengan cita-cita dia ya," tukasnya.

Di Kantor Berita Politik RMOL, Derek Manangka pria asal Manado, Sulawesi Utara (9 Agustus 1950) itu aktif menulis di kolom Catatan Tengah. [fiq]