Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Asyiknya Rekreasi Sambil Belanja Kerajinan Di Festival Bambu Banyuwangi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 06 Mei 2018, 03:32 WIB
Asyiknya Rekreasi Sambil Belanja Kerajinan Di Festival Bambu Banyuwangi
Foto: ist
rmol news logo Banyuwangi kembali menggelar Festival Bambu Gintangan pada 5 hingga 6 Mei.

Festival ini dimulai dengan kegiatan menganyam bersama yang dilakukan warga Desa Gintangan di sepanjang jalan desa. Di festival ini, pengunjung bisa menyaksikan aneka produk kerajinan bambu Desa Gintangan maupun membelinya.

"Hari ini Festival Bambu kami mulai. Ini adalah cara Banyuwangi  untuk memperkenalkan Gintangan sebagai destinasi pengarajin bambu. Festival ini juga untuk terus meningkatkan kemampuan pengrajin bambu di Gintangan agar semakin kreatif dalam menciptakan desain kerajinan bambu, dan memunculkan bibit-bibit pengrajin muda," ungkap Bupati Banyuwangi Abdulah Azwar Anas saat menghadiri festival tersebut, Sabtu (5/5).

Desa Gintangan terletak sekitar 20 KM dari Kota Banyuwangi. Desa ini telah menjadi sentra kerajinan bambu sejak 1980-an dan sudah memasok kerajinan bambu untuk kebutuhan nasional. Produk kerajinan bambu dari desa Gintangan sudah diekspor ke sejumlah negara, seperti Jerman, Australia, Amerika, India, Jepang, Brunei Darussalam, dan Thailand.

"Kami bangga dengan warga Desa Gintangan, karena warganya produktif menghasilakan produk yang ikut  mendukung perekonomian daerah. Kami harap adanya festival ini bisa terus melestarikan kreativitas dan memunculkan bibit bibit penerus pengrajin bambu. Kedepan kita akan undang pelatih ahli desain bambu dari berbagai daerah untuk memberikan pelatihan pada warga agar desain produknya semakin kaya dan berkualitas," ujar Anas.

Kegiatan menganyam bersama ini diikuti segenap warga desa baik tua maupun muda. Mereka nampak asyik menganyam serutan bambu yang telah dibentuk tipis. Jari jemari mereka nampak trampil merangkai helai-demi helai serutan bambu membuat berbagai kerajinan. Seperti lasah (tempat mencuci sayuran), tudung saji, ethuk (pincuk nasi), tempat buah, kap lampu, hingga Udeng atau topi khas Banyuwangi.

Salah satu warga yang ikut menganyam bersama adalah Inayah (41) yang juga seorang pengusaha kerajinan bambu. Dalam satu bulan, dia bisa memproduksi 2000 buah kerajinan bambu beraneka ragam.

Hasil karyanya sudah dikirim keberbagai daerah di Indonesia seperti Semarang, Surabaya, dan Bali dan ke luar negeri seperti Jerman, Australia, India.

"Saya pernah mengirim kerajinan tempat buah dari bambu untuk memenuhi pesanan Jerman sebanyak 45 ribu buah. Pesanan ini mampu saya penuhi dalam waktu lima bulan dengan dibantu 40 pekerja yang semuanya adalah ibu ruma tangga," ujar Inayah.

Ditambahkan Kepala Desa Gintangan, Rusdianah, sejak digelar tahun lalu, festival ini telah membawa dampak positif terhadap perekonomian warganya, khususnya para pengrajin bambu. Semakin banyak pihak yang mengenal Gintangan sebagai salah satu sentra kerajinan bambu di Indonesia.

Dua bulan lalu, Desa Gintangan mengirim 15 kontener bambu lokal ke India. Di sana bambu-bambu itu dirakit menjadi gazebo oleh empat orang warga Gintangan.

"Saat ini permintaan produk kerajinan bambu kami semakin meningkat. Kalau sebelumnya permintaan eksport masih dari negara-negara di Asia, kini sudah merambah hingga Australia dan Amerika," ungkap Rusdianah.

Festival Gintangan pada hari Minggu (6/5) diisi dengan berbagai agenda seperti kesenian Barong Gintangan, Pagelaran audio visual arsip sejarah anyam di Gintangan, Tari-tarian tradisional hingga karnaval busana dari bambu. Karnaval busana ini akan menampilakan 56 kreasi busana bambu yang didesain dengan megah. Festival dimulai pukul 08.00 WIB, Untuk karnaval busana akan berlangsung di jalan desa sepanjang 2 KM dimulai pukul 14.00 WIB. [nes]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA