Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

BKP Kementan Siapkan Diversifikasi Pangan Era Kekinian

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 21 Maret 2018, 04:34 WIB
BKP Kementan Siapkan Diversifikasi Pangan Era Kekinian
Agung Hendriadi/RMOL
rmol news logo Diversifikasi pangan jangan hanya sekedar kampanye. Setelah menjabat janji tersebut hilang ditelan angin.

Begitu dikatakan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi dalam acara Pertemuan Pengembangan Pangan Lokal di Bogor, Selasa malam(20/3).

Dihadapan puluhan anggota dan staf Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan (PKKP) Kementerian Pertanian, Agung mengimbau agar program diversifikasi pangan disesuaikan dengan kebutuhan masa kini. Sebab, pada dasarnya lidah atau selera masyarakat tidak bisa dipaksakan.

"Masa masyarakat kita paksa makan makanan yang kita olah," ungkapnya.

Secara khusus Ia meminta tim PKKP agar meningkatkan daya saing makanan lokal. Langkah sederhana yang diterapkan diantaranya meningkatkan kualitas makanan olahan, memperbaiki tampilan makanan olahan agar lebih menarik, mempermudah penyajian makanan olahan dan harganya harus terjangkau.

Meski demikian, Agung mengakui bila sasaran pengembangan pangan lokal ini adalah masyarakat menengah keatas. Untuk itu, Ia mengimbau agar tim PKKP segera turun ke lapangan memantau perkembangan pengembangan makanan pokok 13 komoditi pangan yang dikembangkan di 13 kabupaten kota di Indonesia.

"Dengan memperbaiki olahan makanan maka masyarakat akan beli dengan sendirinya. Contoh Talas Bogor, semua orang beli karena rasanya sesuai dengan lidah masyarakat, jadi enggak perlu dipaksa kan, mereka (warga) yang dari luar kota saja beli jadi oleh-oleh," ujarnya.

Bila program pengembangan pangan pokok berhasil, lanjut Agung, langkah selanjutnya yang ditempuh pemerintah adalah pengembangan budi daya bahan baku. Untuk itu Ia berharap tim PKKP memantau seluruh unit UMKM daerah dengan sigap.

Terlebih dalam hal ini pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp400 juta untuk masing-masing UMKM agar mampu memproduksi dan mengelola olahan pangan lokal berdaya saing tinggi.

"Ada tim pendamping yang disiapkan sampai UMKM itu mandiri dan menghasilkan," ungkapnya.

Untuk diketahui, 13 kabupaten yang dipercaya mengembangkan makanan pokok lokal adalah pengembangan sagu di Bengkalis, Polewali Mandar, Maluku Tengah dan Mimika, Ubi Kayu di Musi Rawas, Lombok Tengah, Buton Selatan dan Nunukan, Talas Beneng di Pandeglang, Jagung di Buleleng, Sorghum di Flores Timur, Ubi Banggai dan Jagung di Tojo Una Una. [nes]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA