Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral pada Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Bambang Susigit mengatakan bahwa asosiasi ini dapat menjadi wadah bagi para penambang untuk bisa saling tukar pikiran. Manfaatnya, pemerintah dapat berkomunikasi dengan efektif bersama dengan para penambang nikel.
"Pemerintah, khususnya Dirjen Minerba bersyukur dengan adanya asosiasi ini akan semakin baik bekerja ke depan. Penambang nikel Indonesia bisa makin kompak dan akan ada sinergi yang lebih baik dengan pemerintah," kata Bambang di Gedung Ditjen Minerba, Jakarta, Senin (6/3).
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Ketua Umum APNI Ladjiman Damanik mengatakan, fokus utama asosiasi di antaranya sinkronisasi harga nikel dan nilai tambah industri dengan pembangunan smelter.
"Saat ini ada sekitar 6 smelter nikel di Indonesia, yang kapasitasnya sekitar 400 hingga 500 ribu ton per tahun. Tahun ini ditargetkan ada 26 smelter yang rampung, dengan kapasitas total mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun," urainya.
Adapun jajaran pengurus Asoasiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) yang baru saja diresmikan antara lain:
1. Ketua Umum : Ladjiman Damanik
2. Wakil Ketua Umum II : Sudirman Tjakradinata
3. Wakil Ketua Umum II : Wiratno
4. Sekertaris Jendeeal : Meidy Katrin Lengkey
5. Wakil Sekertaris I : Maman Khairusalam
6. Wakil Sekertaris II : Taruna Adji
7. Bendahara Umum : Antonius Setyadi
8. Wakil Bendahara Umum I : Dadang Praptomo
9. Wakil Bendahara Umum II : Ense Cunha.
[ian]
BERITA TERKAIT: