Pohon Natal, beragam ucapan selamat hingga origami juga ikut menghiasi lorong menuju aula atas yang digunakan untuk misa.
Humas Panita Natal 2016 Gereja Katedral Bernard Hidayat menjelaskan, ornamen khas Betawi dipilih bukan karena terkait ajang Pilkada DKI Jakarta 2017. Pihaknya hanya ingin mengajak umat untuk melihat bahwa budaya Betawi juga bisa digunakan untuk budaya Natal.
"Natal itu kesannya kesederhanaan, mengajak umat membaca simbol-simbol. Melihat bahwa budaya betawi bisa digunakan untuk budaya Natal," ujarnya kepada wartawan di sela persiapan Misa Natal, Sabtu (24/12).
Di kesempatan berbeda, Romo Kristiono yang merupakan salah satu Pastor Gereja Katedral menilai bahwa dekorasi ala Betawi diambil guna menunjukkan semangat Hari Raya Natal dengan suasana Kota Jakarta.
"Agar cita rasa Natalnya men-Jakarta. Bahwa Santa Claus juga bisa loh, itu kan budaya, dalam wajah betawi. Menghadirkan Juruslamat dalam kehidupan sehari-hari di Jakarta," jelasnya.
Tahun ini, Gereja Katedral mengangkat tema 'Hari ini telah lahir bagimu Juruslamat yaitu Kristus Tuhan di Kota Daud'. Sebagaimana dikutip dari Injil Lukas 2:11.
Gereja Katedral menyediakan lebih dari 5.000 kursi secara keseluruhan dengan daya tampung aula sebanyak 600 jemaat. Di bagian depan, samping dan belakang menampung sekitar masing-masing seribu jemaat.
Misa Natal dibagi beberapa sesi. Hari ini, sesi misa dibagi menjadi tiga, yakni pukul 16.00, 19.30, dan 22.00 WIB. Untuk hari Minggu besok dibagi menjadi lima sesi yakni pukul 06.00, 07.30, 09.00, 11.00, dan 18.00 WIB.
[wah]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Ada yang berbeda dengan dekorasi perayaan Natal tahun ini di Gereja Katedral, Jakarta. Ornamen khas Betawi menghiasi beberapa sudut gereja yang punya nama resmi Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga itu. 
BERITA TERKAIT: